Kamis, 29 Agustus 2013

autobigrafi masuk UNDIKSHA

Autobiografi masuk Universitas Pendidikan Ganesha


Autobiografi ini saya buat terkait pengalaman saya masuk ke undiksha yang dapat saya katakan mengalami lika liku yang sangat rumit. Ini hanya kata bathin saya, saya pun tidak tau apakah ini termasuk autobiografi inspiratif atau tidak.
Tinggal  di desa dencarik , ya masih bisa dikatakan jauh dari hiruk pikuk suasana perkotaan kota singaraja khusunya,apalagi saya tinggal di daerah dencarik kubu lingkungan sekitarnya dihiasi dengan pemandangan persawahan adalah gambaran singkat tentang tempat tinggalku di Desa Dencarik, Kec. Banjar, kab. buleleng
Kadek ari saputra, itulah namaku. Nama yang begitu berarti bagiku dengan diakhiri kata saputra (suputra=baik). aKu berasal dari keluarga yang sederhana tapi memegang teguh pendidikan ayahku tamtan sma dan ibuku tamatan smp, masih mending dari tetanga-tetangaku di sekitarnya. Sejak kecil saya di tempah untuk mempunyai rasa malu, sehingga sekarang saya menjadi pemalu berat. Kehidupanku tidaklah mudah, mental saya mudah sekali down saat berhadapan dengan para wanita, tidak seperti fisik saya yang tinggi.
Saat pulang sekolah, ketika teman sebayaku  asyik bermain, berkumpul-kumpul,  namun  hal yang sedikit berbeda yang ku lakukan adalah aku hanya berdiam diri di rumah.  Dan juga masih jelas terekam dalam kepalaku, aku menjalani hari-hariku dengan penuh kesepian. Kadang saya gunakan untuk membantu orang tua, meskipun tren di lingkungan saya anak-anak seumuran saya sering malas untuk membantu orang tua, kecuali bagi anak-anak yang cewek. 
Saat akan berencana masuk SMA, saya memiliki pilihan yang beragam untuk memilih sekolah. Saya memiliki sifat yang plin plan untuk menentukan sesuatu, dengan harapan hal yang saya pilih akan menjadi yang terbaik nantinya. Terbaik dalam artian memperoleh kemudahan dalam memperoleh pendidikan,, Namun, saya akhirnya memilih sma n 2 banjar sebagai pilihan mengingat teman-teman saya banyak yang menuju ke sana selain itu sistemnya yang juga tidak memakai seleksi. Sekolah ini merupakan salah satu dari 2 sekolah sma yang ada di banjar. Karena sma 1 berada jauh di banyuseri sekolah ini menjadi ramai dipilih tamatan smp dari desa2 sekitarnya seperti desa dencarik, banjar, desa, cempaga tigawasa, pedawa, banjar tegeha dan daerah2lainnya. Tidak heran jika sekolah ini menjadi tempat bercampurnya budaya2 lokal seperti bali aga dengan siswa2 dari lingkungan sekitarnya. Sehingga tidak jarang karena pemahaman yang berbeda sering terjadi perkelahian Karen masa muda masa yang penuh dengan ego.
          Bisa dibilang pada masa sma merupakan masa yang dibilang cukup manis namun juga cukup pahit bagi saya. Awalnya sya meraih peringkat satu umum di sekolah namun semester selanjutnya saya tidak dapat mempertahankan prestasi saya hal itu dikarenakan system belajar yang tidak saya sukai. Saat saya meraih peringkat pertama, system belajar yang diterapkan adalah system belajar individu, saat itu guru masih sering menerangkan di depan kelas. Namun saat semester berikutnya system pembelajaran mulai berubah dimana siswa yang lebih aktif, hanya siswa2 yang pandai bicara lah yang maju, sedangkan siswa yang pendiam seperti saya menjadi tidak berdaya. Puncaknya adalah kelas 3 selama saya belajar untuk pertama kalinya saya keluar dari 10 besar yaitu peringkat 11. Namun saya tetap untuk berusaha, agar bisa meraih cita2 ssesuai apa yang selalu orang tua saya harapkan.
          Awalnya pada masa SMA saya merencanakan jika tamat sma nanti saya akan mencari pekerjaan saja. Sebenarnya itu bukan keinginan saya, tapi keinginan kedua orang tuaku. Padahal, aku menginginkan sekolah yang setingi-tingginya, namun mengingat keadaan ekonomi keluarga saya yang tidak bagus, orang tua saya terpaksa untuk melanjutkan pendidikanku sampai sma saja. Namun, seiring berjalannya waktu aku terus memantau informasi tentang pendaftaran mahasiswa baru di undiksha. Melihat semangatku yang ingin bersekolah,  ibuku akhirnya luluh dan ingin berusaha sekuat tenaga untuk membiayai masuk ke perguruan tinggi. Namun, tidak dengan ayahku. Ayahku bersikeras bahwa dia dan ibu tidak akan mampu membiayai aku. Hal itu memang benar mengingat ayah dan ibuku hanya bekerja sebagai buruh tani. Di tengah suasane ekonomi keluarga kami yang tidak menentu muncul kakak saya yang ingin membantu saya dalam mengurusi keuangan masuk perguruan tinggi. Sehingga kubulatkan tekadku untuk masuk ke undiksha, aku cari informasi-informasi mengenai seleksi masuk undiksha. Namun, jalur snmptn sebagai jalur pertama penerimaan siswa baru undiksha tidak dapat saya ikuti, karena sekolah saya tidak memfasilitasinya. Namun, saya tidak menyerah saya mencari info untuk seleksi masuk melalui tes tulis. Dan akhirnya saya bertemu dengan SBMPTN, hal-hal mengenai seleksi ini saya persiapkan baik2 termasuk belajar untuk menghadapinya. Bahkan sudah membayar ke bank sebagai biaya pendaftaran. Namun, tepat 3 hari sebelum jalur sbmptn ditutup. Saya mendapat info dari sekolah bahwa, sekolah melayani pendaftaran siswanya untuk mendapatkan beasiswa bidik misi. Mengingat kondisi ekonomi keluarga saya yang tidak baik, saya memutuskan untuk mengambilnya bidik misi tersebut. Untuk dapat didaftarkan  oleh sekolah, saya rela setiap hari masuk sekolah untuk melengkapi pesiapan beasiswa bidik misi tersebut. Saya yakin hanya dengan usaha yang keras saya dapat meraih apa yang saya inginkan. Hingga saatnya tes tiba, dan sampai pada pengumuman hasil tes tulis sbmptn. Hari itu merupakan hari yang paling menegangkan bagi saya. Apalagi hasil pengumumannya dimajukan 1 minggu lebih awal. Membuat saya menjadi lebih deg-degan. Saya nantikan jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik untuk membuka halaman pengumuman pada pukul 6 sore. Saat penantianku berakhir sya buka halaman web pengumuman sbmptn dan diminta untuk memasukkan kode peserta dan tanggal lahir. Saya klik lihat dengan gemetar. Dan saya lihat selamat anda diterima di universitas pendidikan ganesha jurusan akuntansi. Saya merasa sangat bahagia dan langsung member tahu orang tua dan teman-temanku. Di samping rasa yang senang karena sudah diterima di undiksha saya juga merasa gugup karena akan menanggung beban dan tanggung jawab sebagai mahasiswa. Karena saya takut kalau saya akan membuat kesalahan. namunKu hanya ingin melakukan beberapa hal sekarang ini, yaitu berusaha untuk membuat orang tuaku menjadi orang yang sangat beruntung di dunia karena melahirkanku, dan membuat bibir manis kalian terangkat, tersenyum bahagia dan bangga.
Di tempat ini, ku yakin bisa jadi orang besar, I’ll never give up. Dan suatu hari nanti ku akan membawa nama baik Indonesia ke kanca internasional. astungkare
The last,  my sister. That’s my story, tetaplah bermimpi dan yakinilah bahwa dunia memihak bagi kalian yang berpegang teguh pada prinsip. Uang bukanlah segala-galanya. Jangan pikir  dari golongan mana, ras apa, kasta, dan suku mana kalian berasal, tapi berusahalah dengan sekuat tenaga dan dengan semangat pantang menyerah dijamin kalian akan meraih hal yang diinginkan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar